Senin, 07 Oktober 2013

Wow ! Ternyata Inilah 10 Bahasa Super Unik Di Dunia


Wow ! Inilah 10 Bahasa Super Unik Di Dunia

Populasi manusia terhubung dengan bahasa sebagai alat komunikasi. Ada aneka macam bahasa yang muncul dari aneka macam latar kebudayaan serta peradaban. Ada yang digunakan oleh tak sedikit orang, hingga yang cuma digunakan sekelompok kecil orang. Sekitar 500 juta orang berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang dianggap sebagai bahasa Internasional. Meski demikian, itu bukan ukuran untuk menempatkan bahasa inggris sebagai bahasa dengan pengguna terbanyak. Soal ini, bahasa Mandarin merebut posisi paling pucuk lantaran lebih dari satu miliar orang menggunakannya saban hari. serta diluar jumlah populasi pengguna yang besar, ada sekitar 2.000 bahasa yang dituturkan oleh komunitas kecil dengan penutur kurang dari seribu orang.

Pemahaman serta penguasaan Bahasa menetukan penilaian seseorang akan bahasa itu. Bagi yang cuma menguasai Bahasa Indonesia, Bahasa Jerman pasti akan terasa kayak struktur tanpa makna. tetapi setidaknya ada ruang-ruang pembelajaran yang memungkinkan untuk dapat menguasai Bahasa itu. Dalam kurun waktu tertentu, dengan urutan pembelajaran tertentu.

Tapi ini tak berlaku di semua Bahasa. Ada Bahasa yang memerlukan lebih dari sekedar belajar untuk dapat menguasainya. Struktur yang rumit, pilihan kata yang njlimet, atau perihal intonasi serta inflaksi yang tak mudah ditiru membuat beberapa Bahasa jadi terlalu unik serta susah dipelajari bagi orang yang bukan penuturnya. Dan berikut, ulasan 10 bahasa paling unik itu.

10. Bahasa Archi

Di tepi Laut Kaspia,sebalah Selatan Rusia ada sebuah desa kecil bernama Archib. Dengan populasi kurang dari 1.200 orang, desa itu jadi komunitas terakhir pengguna bahasa Archi. Meskipun mirip dengan dua bahasa dari wilayah sekitar. Misalnya Bahasa Avar serta Lak. Para ahli bahasa menganggap Archi sebagai bahasa tersendiri.
 
Hal luar biasa dari bahasa ini merupakan , untuk tiap kata kerja, ada sekitar jutaan konjugasi terpisah. Sebagai perbandingan, misalnya kita ambil kata "lari" dari Bahasa Indonesia. Anda dapat menerapkan konjugasi kemudian memperluas maksud dari kata "Lari" itu jadi berlari, berlarian, akan berlari, sedang berlari atau telah berlari. perihal yang serupa terjadi dalam bahsa Archi, bedanya akan ada sekitar satu setengah juta variasi konjugasi berbeda dari tiap kata, tergantung pada situasi.

Dalam Bahasa ini pun dikenal istilah "voiceless velar lateral fricatives," (frikatif velar lateral tanpa bunyi). Ini semacam elemen bertutur-kata yang langka serta unik. susah untuk di deskripsikan, tetapi ini kayak sensasi desah yang anda dengar di akhir suara dikala seseorang mengatakan kata "Bach."

9. Bahasa Yupik

Kata Yupik sebenarnya digunakan untuk menggambarkan keluarga lima bahasa, yang dituturkan oleh penduduk Siberia serta Alaska Barat. Masing-masing dari bahasa-bahasa ini sepintas mirip. Baru ketahuan berbedanya bila dua orang dari tempat yang berbeda saling bertemu. Diantara mereka mungkin tak dapat memahami kata-kata yang diucapkan oleh yang lain.  tetapi karena struktur kalimat serta fonetik yang mirip, mereka masih saling paham untuk tujuan percakapan dasar.
 
Bahasa Yupik dikenal sebagai Bahasa polysynthetic. Sebuah kata kadang terucap serta merujuk pada makna yang sangat-sangat spesifik. hingga ke titik seolah telah tercipta kalimat dari satu kata. Misalnya kata "tuntussuqatarniksaitengqiggtuq", yang secara harfiah berarti, "Dia belum mengatakan lagi bahwa ia akan berburu rusa."

Ini merupakan kata yang cuma dapat digunakan untuk situasi yang amat spesifik. tak ada bagian kata yang dapat ditelaah kecuali dalam kata utama tertentu. Dari contoh tadi, satu-satunya pengecualian kata yang dapat ditelaah merupakan kata "tuntu" yang artinya rusa.

8. Bahasa Pawnee

Perihal bahasa polysynthetic, sedikit yang dapat mengimbangi bahasa Pawnee. Bahasa ini  milik penduduk asli Amerika di wilayah Nebraska. Alfabet mereka amat sederhana, cuma terdiri dari sembilan huruf konsonan serta delapan huruf vocal. Tetapi mereka memiliki beberapa kata yang mengandung lebih dari 30 suku kata. Bahkan, jarang ada kalimat tanpa kata yang terdiri dari 10 suku kata. Kebanyakan kalimat terdiri dari kata yang memiliki lebih dari 10 suku kata.
 
Sayangnya, bahasa Pawnee semakin jarang digunakan. Walau masih ada beberapa tetua yang ngobrol dengan Bahasa Pawnee, tetapi kaum muda suku ini lebih terbiasa dengan bahasa Inggris. Kondisi ini membuat Bahasa pawnee diramalkan akan punah dalam beberapa tahun ke depan.

7. Bahasa Sentinelese

Bahasa ini menarik untuk satu alasan yang amat tak biasa. Tak lain karena masyarakat dunia memang tak tahu apa-apa perihal Bahasa ini. waktu hampir tiap jengkal wilayah bumi ini terbuka untuk tiap orang, ada pulau kecil di Samudera Hindia yang amat tertutup bagi pendatang.  Belum ada orang luar dapat berhubungan dengan penduduk lokal serta kemudian memahami bahasanya. Penduduk di Kepulauan Sentinel Utara ini memiliki prilaku yang keterlaluan tertutup. Bahkan kaum lelaki di suku ini dikenal tak segan memanah siapa pun yang datang mendekat.
 
Tercatat usaha yang paling sukses untuk ber-komunikasi dengan Suku Santinelese cuma bertukar wadah air untuk ditukar dengan wadah air yang warnanya berbeda. Saking susahnya diajak berkomunikasi, belum ada catatan pasti, seberapa besar populasi suku ini.
Diyakini bahwa Bahasa Sentinelese kemungkinan mirip dengan bahasa Andaman lainnya. Itupun sebatas perkiraan, karena mereka secara geografis berdekatan satu sama lain. serta Bahasa dalam rumpun Andaman memang terkenal susah dipahami. Dimana semua kata benda didasarkan pada bagian tubuh. Mungkin, bila yang dimaksud kata "Topi", mereka akan bilang "Tutup Kepala".

6. Bahasa Silbo

Bahasa Silbo dari La Gomera di pantai Spanyol mungkin salah satu bahasa yang paling unik. serta bila dibandingkan dengan Bahasa modern, Bahasa ini dapat dibilang indah. waktu kebanyakan bahasa menggabungkan suara yang kompleks, dengan konsonan, kata kerja, serta aneka intonasinya. Bahasa Silbo justru amat sederhana, itu diucapkan dengan peluit.
 
Dalam kaidah Bahasa ini, suara dari peluit berfungsi sama dengan kata-kata dalam Bahasa. Ini menyerupai kode atau sandi morse, yang panjang pendek nada mewakili huruf. tetapi variasi suara naik serta turun dalam Bahasa peluit Silbo hampir sempurna menggantikan kata-kata.

Wilayah La Gomera yang sebagian besar pegunungan-lah yang melahirkan Bahasa ini. Peluit memungkinkan penduduk untuk berkomunikasi melalui jarak yang jauh. bila anda berteriak ke arah jurang, suara mungkin mencapai sisi lain, tetapi kata-kata mungkin akan campur aduk serta terdistorsi, dalam gaung tanpa makna. tapi, bila Anda bersiul, suara akanberpindah dengan hampir sempurna, serta pesan akan mencapai sisi lain dengan benar-benar utuh. Huruf vokal serta konsonan dibedakan oleh variasi melodi siulan dengan peluit, serta dikala mereka dirangkai mereka menciptakan kata-kata serta kalimat.

5. Bahasa Xhosa

Dibandingkan dengan sebagian besar bahasa lain di daftar ini, Xhosa hampir dapat dianggap mainstream dengan hampir 8 juta penutur-nya. Ini merupakan salah satu bahasa yang umum digunakan di Afrika Selatan. Keunikan Bahasa ini terletak pada struktur kalimat yang sebagian besar berdasar pada variasi tonal. Sebuah kata dapat memiliki tak sedikit makna ganda tergantung bagaimana cara kata itu diucapkan serta bagaimana nada yang dipakai. Dalam alphabet Xhosa ada 18 konsonan, serta semuanya merupakan bunyi menyerupai suara "klak-klik"atau decakan. serta kebanyakan kata dalam Bahasa Xhosa diucapkan dengan klik-klak di awal.
 
Seiring berkembangnya jaman, Bahasa Xhosa sekarang lebih mudah dipaham karena sudah bercampur dengan beberapa bahasa lainnya, termasuk bahasa Inggris serta Bahasa bangsa afrika lainnya.Bahasa Xhosa diketahui berasal dari wilayah Zulu serta bersama beberapa bahasa lain masuk dalam rumpun Bahasa "Bantu". Dalam rumpun Bahasa ini ditemui tak sedikit kesamaan antar serumpun.

4. Bahasa Piraha

Bahasa yang berasal dari pedalaman Brasil ini merupakan yang terakhir yang tersisa dari Bahasa rumpun-nya. Sejauh yang diketahui, semua bahasa yang sama di wilayah itu telah punah. serta diketahui, bahwa Bahasa Piraha mungkin merupakan Bahasa paling sederhana dari Bahasa lain dalam rumpun-nya.
Dalam Bahasa ini terdapat antara sepuluh serta dua belas fonem (suara). Dalam Bahasa ini tak ada kata-kata untuk warna. serta beberapa penduduk asli tampaknya dapat berkomunikasi tanpa kata-kata sama sekali. Mereka membangun kode komunikasi dengan menerjemahkan nada fonetik dari kata-kata jadi serangkaian gumam,dehem serta siulan.
 
Dalam membedakan warna, Bahasa Piraha secara teknis memiliki dua kata yang berarti "cahaya" serta "gelap." Selain itu, dalam Bahasa ini tak dikenal penomoran atau hitungan. Soal jumlah serta hitungan, ada kata dalam Bahasa Piraha yang dalam ejaan huruf dibaca sama, yaitu "Hoi Hoi". tetapi bila diucapkan dengan cara serta aksen berbeda itu dapat berarti "banyak" atau "sedikit". Menurut Daniel Everett, yang menghabiskan beberapa waktu belajar Bahasa Piraha, kata-kata itu berarti jumlah kecil serta jumlah besar. Jadi apa Anda memiliki 10 batang atau 100, Anda akan menggunakan kata yang sama. Rumitnya, perihal ukuran banyak-sedikit ini dapat berubah tergantung pada apa yang dianggap tak sedikit serta sedikit dalam suatu waktu.

3. Bahasa Rotokas

Soal kerumitan dalam kesederhanaan, ada pun bahasa Rotokas, bahasa kecil yang ditemukan di Papua Nugini. kayak Piraha, diyakini Bahasa ini cuma memiliki sekitar 12 fonem, serta karena tak ada variasi tonal antara mereka, cuma ada 12 huruf dalam sistem abjad mereka.
Seolah-olah itu tak cukup, Rotokas pun merupakan salah satu dari beberapa bahasa yang tak memiliki fonem hidung, kayak suara yang anda buat dikala Anda mengatakan huruf "n" (datang melalui hidung, "nnnn"). Orang yang ngobrol Bahasa Rotokas dapat membuat suara hidung. Kadang mereka menggunakan suara hidung itu untuk mengolok-olok orang asing, serta entah apa yang mereka bicarakan.
 

2. Bahasa Khoisa

Dalam rumpun Bahasa Kaum Bantu di Afrika, bahasa Xhosa, serta Khoisa dianggap sebagai Bahasa utama sekaligus  tertua. Dua Bahasa ini pun dianggap yang paling tua di benua Afrika. tetapi berbeda dengan rumpun Bahasa Bantu lainnya, bahasa Khoisa tampaknya sepenuhnya mendasar pada gaya hidup para penuturnya. Penutur bahasa Khoisa tersebar di selatan Afrika Tengah. Sebagian berada di tempat yang amat terpencil , sehingga kurang diteliti. Salah satu kaum penutur bahasa ini merupakan orang San (Bushmen) dari gurun Kalahari.
 
Anda ingat film The God Must Be Crazy?
Terdapat dialek yang berbeda di antara suku-suku yang berbeda di tempat yang sama. Kondisi ini membuat bahasa ini terlalu variatif untuk sekedar ditarik benang merah tata bahasa-nya.Variasi dialek terjadi lantaran tiap-tiap kelompok mengambangkan dialek sendiri-sendiri, Khususnya pada kelompok-kelompok yang relatif amat kecil. Karena sifat pengembangan yang minoritas, Bahasa Khoisa yang telah mengalami variasi dialek tak dapat dianggap sebagai Bahasa tersendiri. Sebagai contoh, bahasa suku Xiri memiliki sekitar 90 penutur, Korana antara 6 hingga 10 penutur. Dinamis nya perubahan serta variasi dialek dalam komunitas kecil membuat para ahli bahasa mengalami kesusahan waktu mencoba menyusun katalog variasi dalam bahasa-bahasa Khoisa.

1. Bahasa Taa

Secara resmi Bahasa ini masuk dalam rumpun bahasa Khoisa. tetapi diantara beragam dialek yang saling bertentangan serta rentang tonal yang luas dalam rumpun Bahasa Khoisa,gaya variasi dialek dalam Bahasa Taa merupakan yang paling menonjol.  Karenanya layak dianggap Bahasa tersendiri.
 
Bahasa Taa pun dikenal sebagai bahasa ! Xóõn (Tanda seru sengaja dibubuhkan untuk menambahkan efek agar terbayang bunyi dari pengucapan sesungguhnya, walaupun belum pasti mewakili pengucapan aslinya). Bahasa ini memiliki fonem terbanyak diantara bahasa lain di dunia. Beberapa ahli bahasa menyebutkan ada 164 jumlah konsonan, serta setidaknya ada 111 variasi suara klik. Itupun cuma dari sub dialek yang dikenal sebagai Bahasa ! Xóõn dari wilayah barat. Mereka pun menggunakan empat nada tinggi yang berbeda, pertengahan, rendah, serta pertengahan jatuh. Ini membuat variasi kombinasi suara klik yang kian rumit sehingga merujuk suatu kata tertentu.

Penduduk setempat menyebut bahasa mereka sebagai Aan Taa?. Taa berarti manusia,  serta ?Aan berarti bahasa, sehingga secara harfiah Aan Taa? artinya merupakan "bahasa manusia".Mungkin ini menunjukkan spesifikasi pengetahuan bahasa nenek moyang mereka dalam berbahasa. tak cuma dengan sesama manusia, tetapi mungkin dulunya mereka pun bisa berkomunikasi dengan Hewan serta Tumbuhan. Siapa tahu?


Sumber : sikini.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar