Jumat, 10 Januari 2014

Inilah 5 Fakta Panas Fuzoku Gyokai, Kedai “Plus-Plus” Jepang yang Mendunia


Jepang memang nggak ada matinya untuk hal-hal yang aneh, unik, serta enggak masuk akal. Mulai dari festival Kanamara yang mendewakan organ kelamin laki-laki sebagai simbol kesuburan. Belum lagi ada tradisi tak berpakaian berjamaah yang dilakukan kaum laki-laki pada festival Hadaka. Hal-hal berbau “panas” serta kadang amat tabu justru dianggap biasa serta perlu diperdebatkan.


Satu perihal lagi yang membuat Jepang kian panas. Di sana tak sedikit sekali lokasi yang menyediakan Fuzoku Gyokai. Biasanya berupa kedai untuk minum sake tetapi dengan pelayanan plus-plus. Bisnis ini telah berkembang sajak dahulu kala serta tak dianggap melanggar selama tak melakukan honban (hubungan badan sesungguhnya). serta inilah lima fakta panas dari Fuzoku Gyokai yang mungkin ingin anda ketahui.

Inilah 5 Fakta Panas Fuzoku Gyokai, Kedai “Plus-Plus” Jepang yang Mendunia


1. Awal Mula Kedai “Plus-Plus” ini Berdiri

Secara bahasa kata Fuzoku memiliki arti public morals, serta tak bersinonim dengan prostitusi. Sedangkan kata Gyoukai memiliki artis bisnis. Meski tak sedikit orang mengartikan bila Fuzoku Gyoukai merupakan bisnis haram, tetapi selama tak ada relasi badan yang kelewat batas (kelamin bertemu dengan kelamin), maka tak dianggap melanggar hukum.

Tradisi kayak ini ada di Jepang semenjak abad ke-15. Kala itu tak sedikit kedai-kedai yang menyajikalaun minuman serta para gadis. semenjak waktu itu bisnis ini terus aja berkembang. Bahkan hingga di era modern kayak sekarang. Fuzoku Gyoukai kayak tak mengenal masa serta kerap memperbarui dirinya agar kerap diterima oleh jaman.

2. Pemerintah Jepang Menganggap Bisnis ini Legal

Jepang menganggap bila bisnis ini tak melanggar hukum. Bahkan memiliki payung hukum sendiri. Bisnis ini dianggap sama aja dengan bisnis kedai lain meski menyediakan cewek yang dapat dibayar pun untuk “bermain-main”. Kedai-kedai ini biasanya memiliki web serta menampilkan jasanya. Biasanya ada penekanan untuk tak melakukan relasi badan yang menjurus ke arah honban.

jikalau kedai terbukti melayani jasa honban pada pelanggannya, polisi akan menyeret mereka di penjara. Di negeri matahari terbit itu, hal-hal berbau kayak ini memang tak dilarang secara penuh. tetapi harus dijalankan sesuai dengan aturan yang ada Bila ada yang melanggar, maka tamatlah semuanya.

3. Lokasi Fuzoku Gyoukai di Jepang

Karena dianggap sebagai bisnis yang legal, kedai plus-plus ini akhirnya menyebar di hampir semua kota besar di Jepang. Lokasi-lokasi ini mungkin mirip sekali dengan Gang Dolly di Surabaya atau Sarkem di Yogyakarta. Di Tokyo lokasi kedai-kedai kayak ini terletak di Kabukicho. Lalu di Hiroshima dapat ditemukan di Nagaregawa.

Selanjutnya di Sendai ada Kokubuncho serta terakhir di Kumamoto ada di Chuogai. Lokasi ini biasanya menyediakan ruangan yang tak terlalu besar untuk minum. Gadis-gadis yang melayani akan datang dikala pengunjung datang. bila pengunjung menginginkan jasa yang lain mereka cukup membayar sejumlah uang sesuai dengan kesepakatan yang ada.

4. Layanan yang Diberikan Oleh Fuzoku Gyoukai

Kedai yang berkedok sebagai tempat minum-minum ini memiliki tak sedikit sekali jasa. Untuk anak muda yang telah berumur cukup ada jasa persewaan DVD panas. Mereka pun disediakan kamar khusus untuk melihat. Selanjutnya ada pun jasa yang disebut dengan tekoki. Jasa ini memberikan kepuasan pada laki-laki dengan menggunakan tangan pelayan wanita.

Selanjutnya ada pun yang dinamakan dengan soprando. Jasa ini memberikan pengalaman dimandikan oleh pelayan cewek dengan sentuhan yang sensual. Selanjutnya ada fashion health di mana para cewek disuruh menggunakan pakaian sesuai dengan kemauan pengunjung. Layanan ini biasanya pun dilakukan tanpa honban. Meski demikian, ada beberapa kedai yang diam-diam memberikan layanan honban secara sempurna.

 5. Fuzoku Gyoukai serta Penjualan Manusia

Meski bisnis ini dijalankan secara legal, pelanggaran kerap dilakukan oleh pemilik kedai. Biasanya mereka terafiliasi dengan kelompok tertentu yang kerap menjual manusia. Mereka mendapatkan gadis-gadis muda yang berasal dari Tiongkok, Korea, Asia Tenggara, Eropa, Rusia hingga Amerika Latin. Mereka dijual ke Jepang untuk menjalani bisnis mengerikan kayak ini.

Kasus perdagangan manusia yang terjadi di Jepang terungkap pada tahun 2006 silam. Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan bila jumlah perdagangan manusia di Jepang semakin meningkat. Sebagian besar orang yang dijual akan masuk ke bisnis prostitusi serta disalurkan pun ke Fuzoku Gyoukai.

Inilah lima fakta panas dari Fuzoku Gyoukai yang merupakan bisnis kedai plus-plus di Jepang. Keberadaan bisnis ini dianggap biasa serta legal di Jepang hingga kadang menarik tak sedikit sekali wisatawan untuk datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar