Senin, 16 September 2013

Hati-Hati! Ada Penelitian yang Menunjukkan Pasta Gigi Berbahaya Bagi Tubuh Kita


Benarkah Pasta Gigi Berbahaya bagi Tubuh Kita

Kita menyikat gigi dengan pasta gigi tiap hari. Mungkin, selama ini kita berpikir perihal itu sehat, tetapi sebuah studi menunjukkan bahwa menggunakan pasta gigi justru membahayakan kesehatan kita.

Para peneliti memiliki pendapat berbeda apa triclosan, zat kimia anti mikroba, benar-benar membahayakan bakteri penting yang ada dalam usus kita. Ditemukan pada aneka macam produk pasta gigi, sampo, sabun, deodoran, mainan bahkan plastik sampah, triclosan dapat dengan mudah menyerap ke dalam kulit serta perut.

Hal itu dapat membahayakan hormon serta mempengaruhi jumlah urin serta ASI.

Eksperimen yang dilaksanakan pada ikan zebra menunjukkan bahwa triclosan mengganggu kehidupan bakteri dalam sistem pencernaan yang amat penting untuk kesehatan manusia. Efek pastinya masih belum jelas, tetapi para peneliti amat yakin bila ‘mikrobiom’ ini diganggu, maka dapat berkontribusi pada penyakut diabetes, jantung, arthritis serta kekurangan gizi.

Profesor Thomas Sharpton, dari Oregon State University, mengatakan: “Ada konsekuensi dari usaha membunuh bakteri di sekitar kita. Aspek ini yang sedang kami coba paham,” katanya.

Triclosan pertama kali digunakan di rumah sakit pada 1970-an serta waktu ini merupakan bahan kimia anti bakteri yang paling sering digunakan di dunia. “Tentu aja ada situasi di mana anti bakteri dibutuhkan. tapi, para peneliti waktu ini memiliki bukti bahwa bakteri dalam usus memiliki manfaat metabolis, kekebalan tubuh serta berfungsi menghalau sakit jantung serta syaraf,” papar dr. Christopher Gaulke. Ia menambahkan, perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh triclosan pada bakteri yang ada dalam tubuh.

Julie Parsonnet, profesor di Stanford School of Medicine tak setuju dengan pendapat para ahli tersebut. Menurutnya, triclosan yang sering ditemukan pada pasta gigi serta produk lainnya tak berbahaya. “Banyak orang takut akan triclosan, tetapi kami tak menemukan bahayanya. Memang ada perubahan pada mikroorganisme dalam tubuh,  tetapi tak sampai membahayakan sistem pencernaan,” jelas Julie.



Sumber : intisari-online.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar