Selasa, 14 Januari 2014

Inilah Daerah-Daerah Berbahaya Di Tokyo, Jepang


Jepang telah amat dikenal sebagai salah satu negara teraman di dunia. Namun, dalam tulisan pun telah disebutkan bila tak ada negara yang betul-betul aman, termasuk Jepang. Bahkan di negara yang diklaim aman kayak Jepang pun, masih ada beberapa kejahatan yang menyasar para wisatawan. 2 yang paling tak jarang terjadi merupakan scamming serta chikan (pelecehan seksual di kereta/subway).

Bicara perihal keamanan di Jepang, nyatanya, tak semua tempat layak mendapat predikat aman. Ada beberapa tempat yang sebaiknya dihindari oleh wisatawan bila ingin menghindari potensi terkena masalah, maupun bila ingin meminimalkan potensi berurusan dengan tindak kriminal. Sebagian besar tempat-tempat dibawah ini identik dengan pusat hiburan malam, walau sebagian lainnya dianggap rawan karena faktor lainnya (seperti dihuni oleh tak sedikit tunawisma). Untuk detailnya, berikut beberapa tempat di Jepang yang dianggap rawan terhadap bahaya kejahatan.

Inilah Daerah-Daerah Berbahaya Di Tokyo, Jepang


Kabukicho

Area yang terletak di Distrik Shinjuku, Tokyo, ini telah amat dikenal sebagai red light district-nya Tokyo. Bahkan kabarnya, Kabukicho ini merupakan red light district terbesar di Asia, bahkan di dunia! Memang di tempat ini kalian takkan menemukan suasana layaknya red light district yang ada di Belanda, yang erat kaitannya dengan prostitusi karena prostitusi di Jepang memanglah ilegal. Namun, di distrik ini, terdapat ribuan pusat hiburan dewasa, mulai dari club, bar, karaoke, soap land, pijat, serta tak sedikit lagi. Itu belum termasuk dengan restoran serta kafe yang jumlahnya sangatlah banyak.


Lantas apa yang membuat Kabukicho jadi salah satu distrik berbahaya di Tokyo? Pertama, karena di distrik ini terdapat segala jenis hiburan yang dapat kalian bayangkan, yang akan menarik tak sedikit orang aneh hingga kerumunan massa ke tempat ini. Kedua, karena di tempat ini terdapat tak sedikit club, bar, serta pusat hiburan malam, area ini jadi salah satu yang rawan scamming. tak sedikit wisatawan yang tertipu masuk ke sebuah club/pub/bar, serta berujung dengan tagihan yang tak masuk akal.

Dan, telah jadi rahasia umum bila mayoritas pusat hiburan tersebut dilindungi oleh kelompok yakuza tertentu. telah cukup tak jarang terdengar kisah perihal wisatawan yang bermasalah dengan yakuza karena terjebak masuk dalam bar/club serta karena satu serta lain hal, tak dapat membayar tagihan. Terakhir, area ini merupakan sebuah area yang telah terbiasa bila ada polisi yang berpatroli dengan peralatan lengkap yang mungkin akan membuat wisatawan merasa kurang nyaman. Namun, area ini sebetulnya cukup aman dijelajahi di siang hari, serta bagi wanita, sebaiknya jangan berjalan sendirian di area ini terutama di malam hari.

Roppongi

Bicara perihal Roppongi, mungkin yang pertama terbayang merupakan kompleks kota-dalam-kotanya yang megah kayak Roppongi Hills, serta Tokyo Midtown. tetapi dibalik kemegahan kompleks-kompleks tersebut, Roppongi terkenal sebagai pusat hiburan malam, khususnya bagi wisatawan asing. Di Roppongi, kalian dapat menemukan aneka club serta bar mulai dari klub privat hingga klub umum; serta pelayannya seluruhnya orang Jepang hingga warga asing.


Sisi gelap Roppongi merupakan karena banyaknya wisatawan yang mengaku sempat tertipu waktu masuk dalam bar-bar tersebut. Modusnya standar, mulai dari terpikat dengan gadis cantik maupun mabuk berat di sebuah klub serta diakhiri dengan tagihan yang membuat tercengang. Pencurian kartu kredit pun kerap terjadi disini, sehingga pemerintah Amerika sempat mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk menjauhi Roppongi pasca serangkaian perampokan serta pembobolan kartu kredit . Dan, pada tahun 2001, seorang cewek Inggris bernama Lucie Blackman yang bekerja di sebuah bar di Roppongi dibunuh serta dimutilasi oleh seorang pelanggannya, serta tubuhnya baru ditemukan beberapa bulan kemudian. tetapi secara keseluruhan, Roppongi menarik untuk dinikmati selama kalian tak mencoba melakukan hal-hal gila serta berlebihan disana (seperti mabuk-mabukan maupun merayu orang asing).

Ueno

Ueno Park telah amat dikenal sebagai salah satu obyek wisata menarik di Tokyo. Selain karena tamannya yang luas serta asri, tanpa tiket masuk (alias gratis), pun karena di tempat ini terdapat tak sedikit fasilitas mulai dari kuil, kampus, museum, hingga Ueno Zoo. Namun, sekedar untuk diketahui, di Ueno Park pun merupakan tempat berdirinya hunian ilegal yang dibangun oleh para tuna wisma. Memang sih bukan berarti tuna wisma kerap identik dengan kejahatan. tetapi tak ada salahnya bila wisatawan meningkatkan kewaspadaannya waktu melintas di taman ini, khususnya bila berwisata waktu hari menjelang malam.







San’ya

Nama tempat ini mungkin telah hampir tak terdengar lagi, serta mungkin warga Tokyo seorang diri kurang familiar dengan nama San’ya. Nama tersebut merujuk pada sebuah area di distrik Taito, yang lokasinya di sekitar Yoshino-dori, di sebelah selatan persimpangan Namidabashi. Pada masa periode Edo, tempat San’ya ini merupakan tempatnya buruh kelas bawah tinggal serta akhirnya membentuk pemukiman kumuh. waktu ini nama San’ya memang telah tak lagi digunakan karena sudah dipecah dalam beberapa kawasan, tetapi hingga waktu ini kabarnya masih tak sedikit penginapan super murah berdiri di San’ya. Jumlah penduduk setempat yang kesusahan mencari pekerjaan pun cukup banyak, sehingga mereka kerap duduk-duduk di siang hari serta minum-minum di bar murah pada malam hari. tetapi secara keseluruhan San’ya ini cukup aman, selama kalian dapat membawa diri.

Kasumigaseki

Berbeda dengan tempat-tempat lainnya yang identik dengan red light district serta area kumuh, Kasumigaseki merupakan sebuah distrik dimana tak sedikit bangunan pemerintahan (diantaranya Supreme Court, National Police Agency, Ministry of Justice, serta National Diet) berdiri disini. Nggak heran bila area ini kerap jadi sasaran para demonstran. Walau rata-rata demonya berlangsung damai, wisatawan pastilah ingin menghindari tempat dimana tak sedikit polisi berjaga untuk mengawal demo, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar