Musim panas di Jepang dapat berarti liburan musim panas yang panjang tuk dinikmati oleh para muridnya. tetapi bukan cuma libur aja yang panjang, tetapi pun PR, pekerjaan rumah yang dibebankan pada mereka pun ikut panjang. tak jarang mereka harus membuat tugas yang memerlukan tak sedikit waktu, seperti jurnal, atau menggambar lukisan atau proyek IPA menanam benih sampai tanamannya tumbuh.
Sering kali di anime-anime kita melihat para pemerannya kelimpungan di hari terakhir libur musim panas, karena mereka lupa mengerjakan PR (walau ada pun yang lupa masuk sekolah seperti Hidenori di Danshi Kokousei). Mereka tak tahu harus bagaimana, menelepon semua kawannya tuk membantu, tetapi biasanya kawan-kawannya pun belum mengerjakan apa-apa. Disinilah muncul peluang bisnis, yaitu mengerjakan bisnis para profesional mengerjakan PR anak sekolah!
Bisnis mengerjakan PR yang dimulai dari dunia online ini nyatanya tak sedikit sekali peminatnya, mulai dari anak SD sampai dengan SMP. Walaupun mereka harus membayar, sepertinya beberapa orang rela tuk mengeluarkan uang tuk membuat para profesional ini mengerjakan PRnya.
Bila anda melakukan pencarian di dunia maya dengan kata kunci Shukudai Daikou (????) yang berarti “jasa pengerjaan PR“, maka anda akan menemukan tak sedikit jasa tersebut, harganya pun bervariasi. Misalnya ada yang meminta 500 yen per halaman PR, ada pun yang menagih 3,000 yen tuk jurnal 40 halaman, jasa lain meminta 4,000 yen tuk proyek riset. Bahkan beberapa jasa sengaja berlatih menulis seperti anak kecil supaya meyakinkan.
Namun beberapa pendapat kemudian bermunculan, apa baik bagi orang tua tuk memanjakan anaknya seperti ini? Bukankah PR harus dikerjakan sendiri?
1. “Tujuan PR merupakan PR tersebut harus dikerjakan sendiri!”
Banyak anggapan kalau PR merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan sendiri, karena banyaknya kemudahan yang tersedia seperti layanan internet tuk mencari jawaban, dapat dikerjakan bersama kawan-kawan atau meminta bantuan oleh orang tua. Wait, bukankah PR tersebut harus dikerjakan sendiri?2. “Pekerjaan yang tak anda inginkan merupakan bagian dari hidup, kalau anda masih ingin bermain, setidaknya hadapilah konsekuensinya!”
Konsekuensi tak mengerjakan PR termasuk disuruh berdiri di pojokan atau luar kelas, tak diberi nilai, guru jadi sensi kepadamu, serta masih tak sedikit lagi. Beberapa orang berkata “Aku ingin anakku tumbuh dengan jujur, kalau mereka memang ingin bermain, setidaknya hadapilah angka 0 dari gurunya!“.3. “Apa anda sadar sedang berbohong? Sering kali manusia tak tahu perbuatannya akan mempengaruhi orang di sekitarnya.”
Kalau PRnya dikerjakan oleh orang lain kan sama aja bohong? Bukankah salah satu tujuan anak sekolah tuk membentuk moral serta pribadi anak yang berbakti? Bahkan ada kabar yang menyatakan hasil pekerjaan salah satu perusahaan ini berhasil menang penghargaan lukisan terbaik (karena dibuat oleh profesional), mengalahkan karya-karya anak lainnya yang telah berusaha keras.4. “Apa ini artinya kita sedang mengajarkan anak kecil kalau uang menyelesaikan segalanya?”
Saya ragu anak SD telah sadar mengenai konsep uang, serta bila orang tuanya punya kemampuan ekonomi tuk membayar, pastinya dia tak akan terlalu memikirkan masalah uang. Memang, penyelesaian masalah ini tak baik bagi para anak-anak, karena mereka akan terlalu mengandalkan uang di masa depan.5. Di lain pihak….
Di lain pihak, ada pun orang tua yang mengaku mengambil jasa ini supaya anaknya dapat berkonsentrasi belajar di bimbingan belajar, atau keterampilan lainnya. Jadi tak semua orang tua yang memakai jasa ini tuk melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Jasa ini pun dapat digunakan pada saat orang tua ingin mengajak anaknya berlibur serta memanjakan anaknya bila memang sang anak telah bekerja keras di hari sekolah.Bagaimana denganmu? apa menurutmu jasa pengerjaan PR ini merupakan sebuah jasa yang baik? Ataukah lebih baik dihapuskan saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar