Apa yang anda bayangkan bila mendengar kata "Jenius", atau kata "Inovatif". Kebanyakan akan berpikir perihal negara maju, ilmuwan asing atau peralatan baru dari negara-negara maju. Bagaimana dengan negeri sendiri?. Orang kita sendiri?. Karya anak bangsa sendiri?.
Masih ada anggapan bila bangsa kita masih kurang canggih. Apalagi melongok rank pendidikan global yang menempatkan Indonesia di nomer 69 dari 76 negara. pun permasalahan-permasalahan lain yang kerap dihubungkan dengan sumber daya manusia Indonesia.
tapi asumsi itu akan segera berubah setelah kamu membaca bio tokoh-tokoh Berikut ini. Bukan sekedar orang dari tanah air kita sendiri, mereka merupakan para jenius bahkan bagi masyarakat internasional.
Yogi Ahmad Erlangga
Ia merupakan Ahli matematik yang memecahkan salah satu rumus matematika tersusah bernama Persamaan Hemlholtz. Bahkan telah 30 tahun rumus ini tak terpecahkan. waktu ia kuliah S3 di Delft, Belanda. Untuk dapat memecahkan rumus, prosesnya makan waktu hingga empat tahun. Untuk prestasinya ini Yogi mendapat pujian dari universitas-universitas di Eropa, Israel, serta Amerika.
Persamaan Hemlholtz seorang diri amat berguna bagi perusahaan-perusahaan minyak. Karena dengan rumus tersebut, mereka dapat menemukan sumber minyak 100 kali lebih cepat di perut bumi dengan gelombang elektromagnetik akurasi tinggi. Walau keberhasilannya ini amat penting bagi masyarakat dunia, beliau nyatanya amat rendah hati. Ia bahkan tak ingin mematenkan temuannya. Menurutnya, mematenkan temuan itu cuma akan menghambat perkembangan riset selanjutnya. Kini, ilmuwan yang mendapat julukan Habibie Muda itu jadi dosen di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi. Tak puas dengan pencapaiannya, ia masih ingin melaksanakan penelitian perihal pesawat terbang, perminyakan, serta biomekanik.
Prof. Dr. Khoirul Anwar
Prof. Dr. Khoirul Anwar merupakan pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Temuan nya ini berfungsi dalam mengurangi daya transmisi pada sistem multicarrier kayak Orthogonal Frequency-division Multiplexing (OFDM) serta Multi-carrier Code Division Multiple Access (MC-CDMA). Sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM yang ia temukan sekarang digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini pun tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi China, Huawei Technology. Kini Ia bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang. Khoirul merupakan lulusan dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan cum laude di tahun 2000. Meraih gelar master serta doktor dari Nara Institute of Science and Technology (NAIST) pada tahun 2005 serta 2008. Ia memperoleh IEEE Best Student Paper award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, California, USA.
Ir. Adi Rahman Adiwoso M.Sc
Ia merupakan ilmuwan serta penemu di bidang aeronautika. Pendidikan tinggi Ia tempuh di Bachelor of Science dari Universitas Purdue, Amerika Serikat (1975) serta Master of Science Bidang Aeronautika serta Astronautika, Institut Teknologi California, Amerika Serikat. Dalam karirnya, Ia sempat bekerja di bagian perakitan satelit Hughes Aircraft. Ini merupakan salah satu kontraktor pertahanan internasional terbesar yang basisnya di California. Setelah 8 tahun berkerja Adi pulang ke tanah kelahirannya, Yogyakarta. Berbekal keahliannya ia lantas menghasilkan teknologi sekaligus produk baru yang belum pernah ada di pasaran dunia.Teknologi temuannya ini memungkinkan komunikasi handphone bisa dilaksanakan di mana saja. Meski jaringan kabel belum menjangkau serta telepon seluler kehilangan sinyal. Ia menemukan Alat telekomunikasi bebas blank spot serta hemat tempat berkat ide memasang satelit telekomunikasi di orbit geostationer. Di lintasan imajiner yang letaknya 36.000 km di atas permukaan bumi itulah, Adi menempatkan satelit Garuda 1. Satelit gagasannya itu berbobot 4,5 ton yang dilengkapi dua antena payung kembar selebar 12 meter serta bisa menjangkau sepertiga tempat dunia. Karena ukurannya cukup besar, intensitas pancaran sinyalnya pun cukup besar. Peluncuran satelit sipil terbesar di dunia pada Februari 2000 itu mengejutkan operator telepon satelit dunia. Karena seluruh satelit telekomunikasi dunia diluncurkan di orbit rendah (600 - 1.000 km) serta menengah (7.000 - 10.000 km).
Doktor rer. Nat. (rerum Naturalium) Evvy Kartini
Ia merupakan Fisikawan ahli teknologi tenaga nuklir, serta salah satu dari sepuluh ahli sejenis yang ada di dunia. Ia dikenal sebagai ilmuwan penemu penghantar listrik berbahan gelas dengan teknik hamburan netron yang berdaya hantar sepuluh ribu kali lipat dari bahan sebelumnya. waktu mendapat kesempatan belajar di Jerman, ia mulai menjajaki penelitian terhadap material gelas. waktu itu Evyy magang di Hahn Meitner Institute (HMI) di Berlin, Jerman, 1990. Evvy dibimbing ahli hamburan neutron Prof. Dr. Ferenc. Tahun 1996, melalui kolaborasinya dengan Ilmuwan Kanada,dan kembali menemukan perihal baru, yaitu adanya puncak Boson pas energi rendah. Temuan itu dipresentasikannya pada 600 peserta konferensi hamburan netron Eropa I/ECNS di Interlaken, Swiss.
Namanya kembali tercatat dalam jurnal internasional, Canadian Journal of Physics (1995), Physical Review B (1995), serta Physica B (1997). Ia pun mulai berkolaborasi dengan profesor dari Organisasi Sains serta Teknologi Nuklir Australia (ANSTO). Tahun 1998 ia memperoleh penghargaan Riset Unggulan Terpadu (RUT) VI dari Kementerian Negara Riset serta Teknologi atas penelitiannya berjudul "Sintesa serta Karakterisasi Bahan-bahan Gelas Superionik (AgI)x(AgPO3)1-x".
BJ Habibie
Baharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie merupakan penemu Teori, Faktor serta Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang). Kepakaran beliau di bidang teknologi auronautika atau ilmu pesawat terbang menjadikannya sebagai salah seorang pemegang hak paten dari beberapa teknologi penerbangan. Salah satu teori yang beliau temukan di dunia penerbangan merupakan perihal teori keretakan pesawat.
Dengan teori ini, Habibie berhasil menghitung keretakan dengan rinci hingga pada hitungan atomnya. Dengan Teori ini, risiko pesawat jatuh akan amat jauh berkurang. Selain itu pun membuat pemeliharannya lebih mudah serta murah. Beliau pun berjasa dengan temuan Faktor Habibie, yang memungkinkan perhitungan akurat porsi rangka baja pesawat yang dapat dikurangi serta diganti dengan dominasi alumunium dalam body pesawat terbang. Ini mengurangi bobot pesawat hingga 10 persen dari bobot konvesionalnya. Faktor Habibie pun penting alam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval bisa menahan tekanan udara dikala pesawat take off. Begitu pun pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh sehingga bisa menahan beban waktu pesawat mendarat.
Sumber : Sikini.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar